27 Desember 2007

311207 11:08

Sekarang hari Senin. Seharusnya menurut pemerintah daerah saat ini aku sedang bersama kekasih hatiku, dan kedua pipit kecilku. Bercengkerama menikmati hari di ujung tahun 2007. Tapi apa mau dikata tugas memanggil dan aku harus melangkahkan kakiku untuk itu. Saat ini aku lagi menuliskan pada blog di labkom sekolahku. Ada perasaan gerah ada perasaan senang ternyata aku masih bisa menikmati kehidupan ini di ujung tahun 2007. Kehidupan yang telah diberikan oleh Allah, selama 24 jam plus selama setahun ini. Bila aku menelusuri perjalanan waktuku, masih banyak kekurangan dalam diriku. Masih banyak hening yang belum mampu aku manfaatkan. Masih menomorsatukan duniawi. Rangkaian peristiwa yang sudah tergilas oleh waktu, cinta, kasih sayang, suka, duka, gembira, menyakiti, disakiti, dicemooh, diabaikan, dibiarkan, dikhianati semua berbaur menjadi sebuah cerita yang tak mungkin aku lupakan. Cerita yang harus kau jadikan pedoman, utnuk melangkah menapaki tahun yang akan datang.

Aku berdiri di ujung waktu
Aku memagut waktu yang hanya sesaat
Kuberikan cinta dan kasih sayang
Kucoba tulus
Kucoba tulisi fatamorgana agar terlihat jelas
Mendung dan hujan menghapus dalam sekejap
Aku berdiri berteduh sendiri
Dingin
Sepi
Tak mengapa

Wanitaku. Ada kisah yang ingin kutuliskan. Suatu saat aku sedang menikmati sarapan pagi dengan pipit kecilku di meja makan. Aku makan nasi dengan pecel yang kau belikan pagi itu, sedangkan pipit kecil lagi berusaha menghabiskan susu, yang merupakan kewajibannya setiap pagi. Tiba-tiba pipit kecil memanggilku. Bapak, bapak, aku boleh bertanya. Boleh, kataku. Pak, selingkuh itu apa sih? Sejenak aku terperanjat dengan pertanyaan yang tak kan pernah aku bayangkan keluar dari mulut anak yang masih berusia tujuh tahun. Dengan sedikit senyum dan berusaha mencari jawaban yang tepat. Aku ambil sebuah gelas yang berisi air putih yang tinggal setengahnya, kemudian aku menutup gelas tadi dengan penutup gelas. Nah dik selingkuh itu seperti yang bapak lakukan tadi, yaitu menutup gelas yang berisi air putih dengan penutup gelas. Sambil tertawa kecil pipitku berkata, bohong, bapak bohong, selingkuh itu bukan seperti itu. Adik tidak percaya dengan bapak? tanyaku. kalau menurut kamu selingkuh itu apa, pancingku. Ya ngak tahu, jawabnya dengan santai. Nah kalau adik tidak tahu selingkuh ya seperti yang bapak sebutkan tadi. Mengerti! kataku. Pak! sambil berkata lirih, pipitku mendekati aku. Pak Bapak, kata Nonin selingkuh itu seperti ini lho! Seperti apa, kataku dengan tidak sabar. Sabar dong, jawab pipit kecilku. Kata Nonin selingkuh itu, orang yang sudah mempunyai istri, tapi kemudian mencari wanita lain sebagai pacarnya. Aku tertawa ....
Wanitaku, itulah pipit kecil kita. Yang sudah mulai tumbuh dengan informasi-informasi yang begitu cepat. Utamanya berita dan tayangan hiburan sinetron di televisi. Hingga dia tahu lebih cepat dari yang kita duga.

Wanitaku,
Dari tidak ada menjadi ada
Dari timur mentari mulai terbit
Pipit kecil adalah jati diri kita
Pipit kecil adalah potret diri kita
Di wajahnya terukir wajahmu
Di dahinya tertanam jiwaku
Semangatnya adalah semangatmu, dengan eyang putrinya
Kemauannya,adalah kemauanmu
Apa yang hendak kita berikan pada pipit kecil
Tergantung aku dan kau, wanitaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar