21 Juni 2007

PAGI TADI

Pagi tadi
Ketika temaram lampu jalan sudah dimatikan oleh petugas
Aku sudah mengukur panjang jalan yang biasa aku lalui
Tak ada yang baru. Semua seperti biasa.
Jalan masih sepi. Angin membelai wajahku. Terasa dingin menusuk kulit.
Tak seperti biasanya, pagi ini dingin.
Sampai di perempatan jalan, aku berhenti karena diberhentikan lampu merah.
Ya, memang manusia harus patuh pada lampu lalu lintas yang berwarna merah ini
Di sisi kananku berjajar pohon-pohon perdu, tanaman hias yang segar dipandang.
Di sisi kanankusebuah mobil sedan toyota tampak wah! bagi aku yang kere ini.
Dari kaca spion aku perhatikan wajah manis dibalik helm warna merah yang serasi dengan Yamaha Mio.
Koran ... koran ...!!
Seorang anak usia baya, sekitar kelas 3 atau 4 SD lalu lalang di hadapanku.
Koran om, dia menyodorkan sebuah koran Jawa Pos. Maaf Dik! kataku.
Koran ... koran ...!!
Si anak itu mendatangi sedan di sebelahku.
Koran pak? Si sopir memandang anak itu sambil menggelengkan kepala, yang matanya masih asyik melihat tayangan kartun di sebuah televisi plasma di dashboard.
Mbak koran dong? Dengan wajah memelas si anak itu mendatangi nona manis di belakangku.
Saya minta satu koran Jawa Posnya, kata si nona itu. Dia mengambil lembaran uang lima ribuan dari dalam tas kulit yang juga berwarna merah. Mbak ini kemablinya, tambah si anak koran tadi. Untuk adik saja, balas si nona. Terima kasih mbak. Senyum kecil terhias di wajah anak itu.
Koran ... koran ...!!
Lampu hijau memaksaku melanjutkan perjalanan ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar