17 Februari 2010

Sepagi ini

Tepat pukul 06.30 aku masuk di kelas XI.IPA-3. Aku berdiri tepat di tengah pintu masuk. Tangan kananku menenteng tas laptop, sedang tangan kiriku membawa bungkusan hardisk portable. Deretan bangku sebelah Selatan terlihat sangat gaduh. Beberapa anak tampak bergerombol di muka dekat meja guru. Ada yang berteriak, saling mendorong, menjerit. Tak sadar akan kehadiranku.
Sepagi ini suasana sudah tidak karuan. Sepagi ini, tak memanfaatkan dan mempersiapkan diri untuk berdoa, dan menyiapkan buku pelajaran. Setelah berdoa bersama yang dipandu dari ruang kantor, kupanggil biang kerusuhan pagi itu. Satu persatu mereka maju ke depan kelas . Semua ada enam siswa. Cewek semua. Keenam cewek tersebut duduk di lantai di bawah papan tulis. Saat kutanya, mengapa? Salah seorang dari siswa tersebut menjelaskan bahwa mereka tadi hendak melihat daftar piket yang ada di dekat meja guru, tujuanya untuk melihat siswa yang piket hari kemarin, karena jurnal dan absensi kelas hilang. Menjadi satu keharusan bahwa siswa piket yang lalai, harus menemukan jurnal dan absensi yang hilang. Maksud mereka baik, yaitu berusaha mencari siswa yang bertanggungjawab. Hanya caranya yang salah, sehingga suasana kelas jadi ramai.
Ada pelajaran yang kupetik dari peristiwa ini. Rasa kebersamaan, dan andarbeni. Juga kejujuran mau mengakui bahwa mereka yang membuat ulah, walau harus menerima sanksi duduk di lantai di bawah papan tulis. Selang beberapa lama teman-teman yang lain sudah menikmati pelajaran, keenam siswa tadi minta izin untuk duduk di bangku mereka untuk mengikuti pelajaran. Satu lagi, mereka mempunyai semangat untuk mencari ilmu.
Satu peristiwa jadikan pelajaran yang berharga, ambil hikmahnya, jangan sampai terulang untuk yang kedua kalinya. Selamat belajar anakku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar