03 Januari 2008

Masih Seperti Pagi Kemarin

Ada angin
Ada dingin
Ada sejuk
Menyentuh kulit tubuhku
Gerimis dengan rinainya yang lembut
Menampar wajahku yang berkerudung helm
Wanitaku, bergelayut memeluk pinggangku

Masih seperti pagi kemarin
Jalan Adityawarman masih sepi
Aku berhenti atas perintah lampu merah
Hijau! Kutelusuri jalan Hayam Wuruk
Biasanya di perempatan berdiri tentara yang jaga
Tapi pagi ini tidak ada
Mungkin masih tidur
Atau mungkin masih tertidur
Atau mungkin masih ditiduri
Yang pasti, nuansa pagi ini membuat orang malas bangun tidur. Enggan melepas mimpi yang sudah terlanjur menyita hasrat. Merasa berat menyibak selimut yang sudah memberikan kehangatan.

Di ujung jembatan Karah, melintas sungai Brantas
Airnya tetap sama, masih seperti pagi kemarin.
Keruh. Buthek. Masih tersisa gumpalan-gumpalan busa yang hanyut oleh arus dari selokan pabrik di tepi sungai.
Kata orang
Kata pemerintah
Kata PDAM
Inilah bahan baku kebutuhan air warga Surabaya
Termasuk aku

Sehatkah air itu?
Kata para ahli
Kata para pakar
Kata para pemerhati kesehatan
Air yang diproduksi (Maaf! diolah) oleh PDAM tidak sehat
Aku mengatakan, air itu cukup sehat
Kenyataannya sampai pagi ini, dan masih seperti pagi kemarin, walaupun aku minum, mandi, nyuci, wudlu, keramas, masak nasi, buah teh, buat kopi, buat kolak dengan air PDAM, masih sehat walafiat.
(Maaf! Entah nanti)

Kulanjutkan laju motorku
Setelah melewati Telkom, dan setelah belokan makam Ketintang. Aku mampir ke warung fotokopi.
Masih seperti pagi kemarin, warung fotokopi ini selalu buka paling pagi.
Ibu berjilbab pemilik warung fotokopi ini sangat rajin. Semangat kerjanya tinggi. Di kala pemilik warung fotokopi lain lagi terlelap mimpi ibu berjilbab ini sudah berbaur dengan kertas dan tinta.
Hebat!

Kutinggalkan wanitaku. Menunggu hasil fotokopi. Kunikmati pagi ini dengan berjalan kaki menuju tempat kerjaku yang tak begitu jauh lagi.
Kulewati rel sepur.
Masih seperti pagi kemarin, aku lebih dulu melintasi rel sepur ini daripada KA Pasundan jurusan Bandung.

Masih seperti pagi kemarin. Aku bergumul dengan waktu, kerja, siswa, buku, PBM, celoteh, guyon, cakap, menentang, ditentang ...

Masih seperti pagi kemarin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar