08 September 2008

AKRAB KEMBALI DENGAN ANAK

Keakraban adalah pintu untuk menuju pada pendidikan seorang anak

Semakin renggang. Inilah pernyataan yang sering dikeluhkan oleh beberapa orang tua, ketika putra-putrinya semakin besar. Anak yang dulu begitu manis dan selalu menuruti ucapan orang tua tiba-tiba berubah dengan perilaku baru yang terlihat kurang hormat dan kurang taat kepada orang tua.

Fenomena di atas bukanlah kejadian yang aneh. Karena dengan semakin luasnya wilayah sosial anak, maka objek yang disenangi anak juga semakin beragam dan objek tersebut tidak lagi selalu dari orang tua mereka. Perluasan sosial anak dengan pola interaksi yang sejajar juga mendorong anak untuk tidak lagi mau diberlakukan seperti anak kecil yang harus selalu menurut dan bergantung kepada orang tua (Psikologi perkembangan).

Sebaliknya, di sisi lain seluruh perubahan anak tersebut tidak selalu diikuti oleh perubahan orang tua. Bahkan secara tidak sadar orang tua berusaha untuk mempertahankan otoritasnya ketergantungan anak tersebut selama mungkin.

”Semakin renggang” bukanlah kejadian luar biasa. Namun bukan berarti kita menyikapinya dengan membiarkan hubungan kita semakin renggang. Banyak cara yang dapat kita lakukan membangun kembali keakraban dengan putra-putri kita, diantaranya :

a. Bermain dan bercanda dengan anak.
Kebutuhan untuk bermain dan bercanda tidak monopoli anak yang masih sangat kecil. Bahkan anak yang mulai menginjak remaja masih sangat perlu untuk kita ajak bermain dan bercanda. Umar bin Khathab ra berkata, ”Hendaklah seseorang ketika berada di tengah keluarganya seperti anak kecil yang masih suka bermain dan bercanda. Tapi ketika tersentuh kehormatannya, ia akan menjadi lelaki sejati.”

b. Memberi kecupan, perhatian, dan kasih sayangAnak yang selalu kita beri kecupan setiap mereka berpisah dengan kita lebih besar kemungkinan untuk terbebas dari pengaruh negatif. Kecupan di kening melahirkan ikatan yang kuat, mewujudkan perhatian , dan menumbuhkan kasih sayang.

c. Berdialog dan berbagi dengan anak.Dialog yang baik dan sharring (berbagi rasa) yang efektif akan meningkatkan secara signifikan kepercayaan diri anak. Seorang anak yang selalu diajak dialog dan sharing orang tua akan merasakan keberadaan dirinya sangatlah bermakna bagi jiwa sosialnya.

d. Menggunakan respons dan menghindari reaksi.
Reaksi adalah tindakan yang didasari dari pemikiran pertama saat melihat perilaku posistif/negatif anak. Respon adalah tindakan yang didasari pemikiran mendalam dengan melihat sebab dan akibat terhadap perilaku di atas.

e. Memberikan hadiah, penghargaan, dan pujian kepada anak.Rasulullah saw. Bersabda, ”Saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai.”

f. Lebih banyak mendengar daripada berbicaraSaat anak bereksplorasi dengan lingkungan baru dengan nilai-nilai yang seringkali berbeda, sebenarnya mereka mempunyai pertanyaan-pertanyaan dalam benak. Jika orang tua mampu merangsang mereka untuk menyampaikan kepada kita tanpa rasa takut, kita akan mempunyai kesempatan untuk membangun fikrah (pola pikir) yang baik. Pastikan kita lebih banyak mendengar dan membiarkan anak berkata tanpa rasa takut dan malu. (tim parenting)
Majalah Al-Falah

1 komentar:

  1. Jeng, luar biasa. Aku senang menemukan bukuku ada di dalam rak buku Anda.
    Andini. Yay!! Give me some critics please.
    Thanks

    BalasHapus