12 Oktober 2016

ORKES KOTA PAHLAWAN

Hari Minggu, 9 Oktober 2016, kami bertiga menikmati senja menjelang malam di SPAZIO di jalan HR. Muhammad menuju PTC, daerah Ciputra. Berbekal 3 tiket kami menyaksikan pagelaran orkestra dari KELOMPOK ORKES KOTA PAHLAWAN, dengan conductor GARY SANDERSON dari  ROYAL ACADEMY OF MUSIC LONDON.

Dari rumah, langit sudah mendung pekat, tinggal menunggu air hujan turun. Di perjalanan sempat mampir di INDOMARET untuk membeli minuman. Sampai di SPAZIO mobil saya parkir di tempat parkir VIP, di tepi jalan raya. Maksud saya agar ngak ribet mencari tempat parkir di bagian belakang gedung. Saya dihampiri petugas parkir, dengan sopan beliau memberitahu bahwa tempat parkir tersebut adalah VIP, tentu biaya parkir juga lebih mahal. Mungkin petugas parkir perlu mengingatkan hal itu karena mobil saya yang hanya mobil carry kok parkir di tempat VIP, ketika saya lihat memang mobil saya yang carry nampak keren sendiri, apalagi warnanya merah, disamping kanan mobil saya berderet terparkir fortuner, di sebelahnya lagi Pajero, dan beberapa mobil sedan berkelas. Saya, Nonik, dan Ara tertawa, setelah tahu hal itu. Petugas parkir tersebut bertanya lagi, bapak tujuannya ke SPAZIO untuk apa. Dalam hati mengapa kok bertanya sedetail itu. Terserah saya toh, saya mau jalan-jalan, tidur, atau hanya mampir saja kan ngak ada hubungannya dengan parkir. Saya katakan bahwa saya datang ke situ untuk melihat konser musik. Kemudian Bapak parkir tadi bertanya lagi, bapak di sini nanti makan apa tidak. Alamak ..... apalagi ini. Kok tanya makan atau tidak. Saya katakan mungkin saya ngak makan, dengan wajah cemberut. Ternyata bapak tadi bertanya hal-hal tersebut karena, kalau kita bisa menunjukkan bill/nota makan di tempat itu, maka biaya parkir hanya sepuluh ribu rupiah, tapi kalau tidak bisa menunjukkan bill/nota makan kena biaya duapuluh ribu rupiah. Wah, saya baru mudeng. Maaf, pak Parkir!

SPAZIO HALL terletak di lantai 2, kami menuju ke ruang tersebut, ternyata kelompok orkestra masih setting tempat dan mempersiapkan diri. Daripada menunggu, Ara minta makan, dan akhirnya kami menuju lantai 1 lagi. Sampai di bawah disambut hujan lebat, angin menerpa kesana ke sini, beberapa karyawan sibuk mengangkat meja dan kursi yang biasa dipakai santai pengunjung. Di letakkan lebih ke dalam gedung. Sedianya mau menikmati, makanan siap saji ayam, ternyata kesukaan Ara ngak ada. Akhirnya di tengah hujan dan angin kami menelusuri koridor di Spazio, kami berhenti di sebuah resto yang ada tulisan NO PORK. Saya putuskan untuk mencoba hidangan di resto ini, X.0 CAFE N BISTRO.  Ara sempat melihat-lihat buku menu besar yang diletakkan di depan pintu, sebagai panduan calon konsumen yang hendak menikmati makanan di resto tersebut. Kami bertiga mengambil tempat di sudut ruangan, dekat kasir. Seorang pelayan laki-laki datang dan memberikan dua buku menu. Saya buka buku menu tersebut, sempat bingung, karena nama yang tertera di menu tersebut asing bagi saya. Kebetulan ada menu singkong goreng, nah saya pilih ini saja, kebetulan dari rumah sudah makan. Jadi hanya sekedar ingin menemani Ara makan. Minum, saya pesan teh dua cangkir, Nonik pesan mie Singapura, sedang Ara pesan mie goreng pedas. Ngak tahu apa namanya. Sekitar 8 menit singkong goreng datang bersama dengan dua gelas teh hangat. Ternyata enak juga singkong gorengnya, tidak seperti yang saya beli di pinggir jalan langganan saya. Sejurus kemudian pesanan Noni, Mie Singapura datang, alamak, pakai mangkuk besar, porsi besar. Kata Nonik, kalau tahu porsi sebanyak ini, lebih baik pesan satu saja. Saya hanya bisa ketawa, Ara pun ketawa, sambil membayangkan mie goreng yang dia pesan, pasti porsinya juga sebanyak itu. Mungkin bisa kita ambil pelajaran, kalau makan di tempat yang masih asing, atau baru pertama kali datang di sebuah resto, dan ngak tahu seberapa banyak porsinya, lebih baik pesan satu porsi dulu. Baru kalau memang porsinya hanya sedikit kita pesan lagi.  Mie goreng pesanan Ara datang, seperti yang dibayangkan porsinya banyak juga. Pak, Aku ngak habis, kata Ara. Sudahlah dimakan saja, kalau ngak habis juga tidak apa-apa.


Waktu sudah menunjukkan setengah tujuh kurang sepuluh menit, saya bergegas minta bill dan membayar makanan yang sudah kami nikmati. Kami bertiga menuju lantai 2, ya.... Antrean sudah panjang padahal pintu masuk belum dibuka. Dengan tertib kami antre di belakang. Saya lihat ada satu, dua orang yang nyerobot antrean tanpa merasa bersalah. Ya, inilah INDONESIEA, inilah NEGARAKU !! Masuk di hall, kami bertiga duduk di deretan dua dari depan pada sayap sebelah kanan, inginnya dapat tengah tapi sudah penuh, kalau pun dapat hanya bisa duduk di deretan nomor empat dari depan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar