ORKES KOTA PAHLAWAN
Hari Minggu, 9 Oktober 2016, kami bertiga menikmati senja
menjelang malam di SPAZIO di jalan HR. Muhammad menuju PTC, daerah Ciputra.
Berbekal 3 tiket kami menyaksikan pagelaran orkestra dari KELOMPOK ORKES KOTA
PAHLAWAN, dengan conductor GARY SANDERSON dari
ROYAL ACADEMY OF MUSIC LONDON.
Dari rumah, langit sudah mendung pekat, tinggal menunggu air
hujan turun. Di perjalanan sempat mampir di INDOMARET untuk membeli minuman.
Sampai di SPAZIO mobil saya parkir di tempat parkir VIP, di tepi jalan raya.
Maksud saya agar ngak ribet mencari tempat parkir di bagian belakang gedung.
Saya dihampiri petugas parkir, dengan sopan beliau memberitahu bahwa tempat
parkir tersebut adalah VIP, tentu biaya parkir juga lebih mahal. Mungkin
petugas parkir perlu mengingatkan hal itu karena mobil saya yang hanya mobil
carry kok parkir di tempat VIP, ketika saya lihat memang mobil saya yang carry
nampak keren sendiri, apalagi warnanya merah, disamping kanan mobil saya
berderet terparkir fortuner, di sebelahnya lagi Pajero, dan beberapa mobil
sedan berkelas. Saya, Nonik, dan Ara tertawa, setelah tahu hal itu. Petugas
parkir tersebut bertanya lagi, bapak tujuannya ke SPAZIO untuk apa. Dalam hati
mengapa kok bertanya sedetail itu. Terserah saya toh, saya mau jalan-jalan,
tidur, atau hanya mampir saja kan ngak ada hubungannya dengan parkir. Saya
katakan bahwa saya datang ke situ untuk melihat konser musik. Kemudian Bapak
parkir tadi bertanya lagi, bapak di sini nanti makan apa tidak. Alamak .....
apalagi ini. Kok tanya makan atau tidak. Saya katakan mungkin saya ngak makan,
dengan wajah cemberut. Ternyata bapak tadi bertanya hal-hal tersebut karena,
kalau kita bisa menunjukkan bill/nota makan di tempat itu, maka biaya parkir
hanya sepuluh ribu rupiah, tapi kalau tidak bisa menunjukkan bill/nota makan
kena biaya duapuluh ribu rupiah. Wah, saya baru mudeng. Maaf, pak Parkir!
SPAZIO HALL terletak di lantai 2, kami menuju ke ruang
tersebut, ternyata kelompok orkestra masih setting tempat dan mempersiapkan
diri. Daripada menunggu, Ara minta makan, dan akhirnya kami menuju lantai 1
lagi. Sampai di bawah disambut hujan lebat, angin menerpa kesana ke sini,
beberapa karyawan sibuk mengangkat meja dan kursi yang biasa dipakai santai
pengunjung. Di letakkan lebih ke dalam gedung. Sedianya mau menikmati, makanan
siap saji ayam, ternyata kesukaan Ara ngak ada. Akhirnya di tengah hujan dan
angin kami menelusuri koridor di Spazio, kami berhenti di sebuah resto yang ada
tulisan NO PORK. Saya putuskan untuk mencoba hidangan di resto ini, X.0 CAFE N
BISTRO. Ara sempat melihat-lihat buku
menu besar yang diletakkan di depan pintu, sebagai panduan calon konsumen yang
hendak menikmati makanan di resto tersebut. Kami bertiga mengambil tempat di
sudut ruangan, dekat kasir. Seorang pelayan laki-laki datang dan memberikan dua
buku menu. Saya buka buku menu tersebut, sempat bingung, karena nama yang
tertera di menu tersebut asing bagi saya. Kebetulan ada menu singkong goreng,
nah saya pilih ini saja, kebetulan dari rumah sudah makan. Jadi hanya sekedar
ingin menemani Ara makan. Minum, saya pesan teh dua cangkir, Nonik pesan mie
Singapura, sedang Ara pesan mie goreng pedas. Ngak tahu apa namanya. Sekitar 8
menit singkong goreng datang bersama dengan dua gelas teh hangat. Ternyata enak
juga singkong gorengnya, tidak seperti yang saya beli di pinggir jalan
langganan saya. Sejurus kemudian pesanan Noni, Mie Singapura datang, alamak,
pakai mangkuk besar, porsi besar. Kata Nonik, kalau tahu porsi sebanyak ini,
lebih baik pesan satu saja. Saya hanya bisa ketawa, Ara pun ketawa, sambil
membayangkan mie goreng yang dia pesan, pasti porsinya juga sebanyak itu. Mungkin
bisa kita ambil pelajaran, kalau makan di tempat yang masih asing, atau baru
pertama kali datang di sebuah resto, dan ngak tahu seberapa banyak porsinya, lebih
baik pesan satu porsi dulu. Baru kalau memang porsinya hanya sedikit kita pesan
lagi. Mie goreng pesanan Ara datang,
seperti yang dibayangkan porsinya banyak juga. Pak, Aku ngak habis, kata Ara.
Sudahlah dimakan saja, kalau ngak habis juga tidak apa-apa.
Waktu sudah menunjukkan setengah tujuh kurang sepuluh menit,
saya bergegas minta bill dan membayar makanan yang sudah kami nikmati. Kami
bertiga menuju lantai 2, ya.... Antrean sudah panjang padahal pintu masuk belum
dibuka. Dengan tertib kami antre di belakang. Saya lihat ada satu, dua orang
yang nyerobot antrean tanpa merasa bersalah. Ya, inilah INDONESIEA, inilah
NEGARAKU !! Masuk di hall, kami bertiga duduk di deretan dua dari depan pada
sayap sebelah kanan, inginnya dapat tengah tapi sudah penuh, kalau pun dapat
hanya bisa duduk di deretan nomor empat dari depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar