15 Desember 2008
27 Oktober 2008
CLAKET - HATIKU
Ketika keinginan menjadi sesuatu yang langka, aku mencoba keluar dari kamar menuju pekat malam. Melihat bintang beralih yang membelah angkasa, memberikan nuansa yang menyibak beberapa kenangan tentang pucuk pinus yang semakin kering, dan mungkin di senja yang lain akan benar-benar runtuh, berjatuhan ke tanah, yang pada akhirnya harus membusuk. Setiap waktu menikmati malam dan pekat seperti ini selalu, dan selalu kau hadir menelusup diantara kantuk dan harap. Suatu harapan yang tidak mungkin terwujud, suatu keinginan yang jauh dari kenyataan. Membentuk wajahmu menjadi guratan-guratan fatamorgana, seperti halnya melihat angin diantara batang-batang pinus yang berserak, bergelimang tanah basah oleh embun malam ini. Ah, mengapa keinginan selalu terlambat oleh kenyataan. Dan mengapa kenyataan tidak selalu seperti harapan.
Ada bintang di selasar mayapada
Ada pekat mengitari keinginan
Ada dingin menyelimuti rindu
Ada harap yang tak kunjung berujung
Non, membayangkanmu adalah kesenangan tersendiri yang selalu menghiburku, di kala sepi di langit, dan dingin yang menggigit kulit. Lekuk bibir yang selalu terucap penuh kasih, sering membelai rasa gundah yang kadang mendera, mengerak menghuni ujung batinku. Kata-kata yang meluncur dari ujung bibirmu tak pernah kering dari sentuhan sayang, membelai mesra menggelitik manja dalam dekapan keinginan-keinginan menuai hangat. Halus kulit telapak tanganmu menyentuh, melingkar leher, ada getaran-getaran halus membentur dinding hasrat ingin memberikan kecupan terindah di keningmu.
Ku tlah miliki
Rasa indahnya perihku
Rasa hancurnya harapku
Kau Lepas cintaku
Rasakan abadi
Sekalipun kau mengerti
Sekalipun kau pahami
Fikirku salah mengertimu
Aku Tak ingin kau tahu
Besarnya cintaku
Tingginya khayalku bersamamu
Kulalui waktu yang tersisi kini
Disetiap hariku disisa akhir nafas hidupku
Walaupun semua
Hanya ada dalam mimpiku
Hanya ada dalam anganku
Kulewati itu
Asalkan abadi
Sekalipun kau mengerti
Sekalipun kau pahami
Pikirku salah mengertimu,
Non, di setiap nafas hidupku, aliran darahku merasakan hangat sentuhan dari jiwa yang begitu bebas, lepas, tanpa batas, dan ikatan. Ada naluri yang tak kan pernah hangus oleh waktu, walau lindasan begitu hebat, walau hambat menghadang. Hanya saja jiwa ini telah menjadi bagian yang tak terpisah dari sebuah mahligai. Ketika dusta harus kita singkirkan, ketika memaknai kejujuran harus kita akui, jujur aku akui bahwa aku begitu sayang kepadamu. Entah, dan sudah entah yang keberapa kucoba elak, mendustai diri, menjahuimu, mengacuhkanmu, menyingkirkanmu, tetapi semakin aku melukai diriku, maka semakin aku merindukanmu. Api yang sudah menyala, walau sudah tersiram oleh hempasan angina dan hujan yang membasah, tapi tetap menyisahkan bara hangat yang selalu mengingatkanmu.
Malam, ketika beberapa bintang beralih ke langit utara, ketika bintang gubuk penceng, memaksaku untuk melihatnya. Aku duduk di atas deretan rapi paving jalan, dingin, serpihan angina mengelus lembut sebagian rambutku. Ada yang terluka, ada yang terkenang, ada yang menyelinap diam-diam di balik sudut batin. Menggelitik, entah untuk berapa lama lagi. Kulangkahkan kaki ini, menuai kenyataan, kuhibahkan rasa ini demi rasa sayangku yang sangat.
Pondok Claket Indah, LDKS 24-26 Oktober 2008
di 00.46 0 komentar
Label: waktuku Sekolahku
20 September 2008
HITAMKU
Ketika pertama mendengar lagu ini, aku sudah kesengsem, suka dengan iramanya yang sederhana dan hentakan drum yang sangat kentara. Dan saat mencoba mencerna lirik, bait demi bait aku tersenyum sendiri. Ada yang datang sejenak dan pada akhirnya harus hilang. Kenangan buat seseorang yang pernah singgah, menghuni salah satu sudut batinku. Melukis bait-bait indah, mendera, membias, menghadirkan fatamorgana yang tak pernah akan tiba di ujungnya.
Coba dendangkan lirik lagi di bawah ini, sambil mendengarkan lagunya! Pasti asyik!
Hitamku
oleh: Andra and The Backbone
Masih Adakah Separuh Hatiku
Yang Ku Berikan Hanya Untukmu
Ku Harap Engkau Masih Menyimpannya
Jangan Kau Pernah Melupakannya
Reff 1:
Maafkan Kata Yang Tlah Terucap
Akan Kuhapus Jika Ku Mampu
Andai Ku Dapat Meyakinkanmu
Ku Hapus Sikapku
Masih Adakah Separuh Janjiku
Yang Kubisikkan Hanya Padamu
Ku Harap Engkau Masih Mengingatnya
Jangan Kau Pernah Melupakannya
Back to Ref 1 :
Andai Ku Dapat Memutar Waktu
Semuanya Takkan Terjadi
Reff 2 :
Maafkan Kata Yang Tlah Terucap
Akan Kuhapus Jika Ku Mampu
Andai Ku Dapat Meyakinkanmu
Ku Hapus Sikapku Untukmu
Simpan Separuh Hatiku
Ku Hapus Sikapku Untukmu
Simpan Separuh Janjiku
Ku Hapus Sikapku Untukmu
Simpan Separuh Hatiku
Simpan Separuh Janjiku
Simpan Separuh Hatiku
Simpan Separuh Janjiku
Sedikit info tentang Andra and The BackBone
Andra and The BackBone adalah grup musik yang dikomandani Andra Junaidi, yang juga personel Dewa 19. Personel mereka yang lain meliputi Deddi Suryadi sebagai vokalis dan Stevie Item pada gitar, serta Andra pada drum.
Dalam proklamasinya grup musik yang dibentuk pada 2007 itu mengaku sebagai 'solo dengan format band'. Lagu utamanya berjudul Musnah, dengan album perdananya Andra & The Backbone dirilis pada 2007.
Album Andra and The BackBone mendapat sambutan sukses dari masyarakat, seiring dengan kesuksesan management artis Republik Cinta milik pentolan Dewa 19, Ahmad Dhani
di 00.41 0 komentar
Label: waktuku Aku
08 September 2008
AKRAB KEMBALI DENGAN ANAK
Keakraban adalah pintu untuk menuju pada pendidikan seorang anak
Semakin renggang. Inilah pernyataan yang sering dikeluhkan oleh beberapa orang tua, ketika putra-putrinya semakin besar. Anak yang dulu begitu manis dan selalu menuruti ucapan orang tua tiba-tiba berubah dengan perilaku baru yang terlihat kurang hormat dan kurang taat kepada orang tua.
Fenomena di atas bukanlah kejadian yang aneh. Karena dengan semakin luasnya wilayah sosial anak, maka objek yang disenangi anak juga semakin beragam dan objek tersebut tidak lagi selalu dari orang tua mereka. Perluasan sosial anak dengan pola interaksi yang sejajar juga mendorong anak untuk tidak lagi mau diberlakukan seperti anak kecil yang harus selalu menurut dan bergantung kepada orang tua (Psikologi perkembangan).
Sebaliknya, di sisi lain seluruh perubahan anak tersebut tidak selalu diikuti oleh perubahan orang tua. Bahkan secara tidak sadar orang tua berusaha untuk mempertahankan otoritasnya ketergantungan anak tersebut selama mungkin.
”Semakin renggang” bukanlah kejadian luar biasa. Namun bukan berarti kita menyikapinya dengan membiarkan hubungan kita semakin renggang. Banyak cara yang dapat kita lakukan membangun kembali keakraban dengan putra-putri kita, diantaranya :
a. Bermain dan bercanda dengan anak.
Kebutuhan untuk bermain dan bercanda tidak monopoli anak yang masih sangat kecil. Bahkan anak yang mulai menginjak remaja masih sangat perlu untuk kita ajak bermain dan bercanda. Umar bin Khathab ra berkata, ”Hendaklah seseorang ketika berada di tengah keluarganya seperti anak kecil yang masih suka bermain dan bercanda. Tapi ketika tersentuh kehormatannya, ia akan menjadi lelaki sejati.”
b. Memberi kecupan, perhatian, dan kasih sayangAnak yang selalu kita beri kecupan setiap mereka berpisah dengan kita lebih besar kemungkinan untuk terbebas dari pengaruh negatif. Kecupan di kening melahirkan ikatan yang kuat, mewujudkan perhatian , dan menumbuhkan kasih sayang.
c. Berdialog dan berbagi dengan anak.Dialog yang baik dan sharring (berbagi rasa) yang efektif akan meningkatkan secara signifikan kepercayaan diri anak. Seorang anak yang selalu diajak dialog dan sharing orang tua akan merasakan keberadaan dirinya sangatlah bermakna bagi jiwa sosialnya.
d. Menggunakan respons dan menghindari reaksi.
Reaksi adalah tindakan yang didasari dari pemikiran pertama saat melihat perilaku posistif/negatif anak. Respon adalah tindakan yang didasari pemikiran mendalam dengan melihat sebab dan akibat terhadap perilaku di atas.
e. Memberikan hadiah, penghargaan, dan pujian kepada anak.Rasulullah saw. Bersabda, ”Saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai.”
f. Lebih banyak mendengar daripada berbicaraSaat anak bereksplorasi dengan lingkungan baru dengan nilai-nilai yang seringkali berbeda, sebenarnya mereka mempunyai pertanyaan-pertanyaan dalam benak. Jika orang tua mampu merangsang mereka untuk menyampaikan kepada kita tanpa rasa takut, kita akan mempunyai kesempatan untuk membangun fikrah (pola pikir) yang baik. Pastikan kita lebih banyak mendengar dan membiarkan anak berkata tanpa rasa takut dan malu. (tim parenting)
Majalah Al-Falah
di 17.34 1 komentar
Label: waktuku Renungan
KUNCI KEBAIKAN DUNIA-AKHIRAT
4 hal yang apabila dianugrahkan kepada seseorang berarti ia telah mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat :
1. Hati yang selalu bersyukur
2. Lisan yang selalu berzikir
3. Tubuh yang sabar menerima musibah
4. Istri yang bisa menjaga diri harta suami
(HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)
di 17.34 1 komentar
Label: waktuku Renungan
02 September 2008
ABADILAH CINTA (Andrei Aksana)
Perlukah cinta dipertanyakan
Ketika ia hadir di hadapanmu
Masihkah kau berusaha mengingkari
Tak bisakah hanya diam dan merasakan
Karena bukankah cinta bicara dengan sejuta makna
Meski tanpa kata-kata …
Tanpa perlu kubuktikan pun kau memang berbeda dibandingkan dengan yang lain.
Hanya kau yang mampu mengaduk-aduk perasaanku.
Hanya kau yang kini membuat tidurku tak lagi nyenyak …
Kupinta setangkai bunga pada Tuhan
Ia memberiku serangkai yang menawan
Kupinta satu menit pada Tuhan
Ia memberiku seluruh hari yang indah
Kupinta seorang teman pada Tuhan
Ia memberiku cinta sejati
Kupinta seorang malaikat untuk menjagaku
Ia menghadirkan engkau dalam kehidupanku …
Kutulis namamu di atas pasir
Tetapi gelombang menghapusnya
Lalu kutulis di langit angkasa
Tetapi angina meniupnya pergi
Sehingga kutuliskan di dalam hatiku
Dan disanalah namamu bertakhta selamanya …
Hidup ini tak pernah pasti
Hanya menunggu esok hari
Mungkinkah engkau masih ada
Desahmu masih hangat terasa
Saat kata-kata tak berarti
Saat semua rasa telah mati
Sepi yang temani malam hari
Mencekam hatiku dalam sunyi
Walau telah kutahu pasti
Tak sanggup aku mengingkari lagi
Seutuhnya kumasih cinta
Sanggupkah kulari mengejarnya
Walau penantian tak bertepi
Juga malam hanya titik sepi
Tetap kumenanti dalam sunyi
Berdoa semoga kau kembali
Oh, bila cinta
Bawa aku
Menuju mahligai asmara
Kini kupahami
Mengapa ingin kumemiliki
Cinta …
Oh, bila cinta
Bawa aku
Dalam badai duka yang perih
Kini kusadari
Yang kuingin hanya
Abadilah cinta …
di 01.22 0 komentar
Label: waktuku Cinta
26 Agustus 2008
JUMBO JUS
Pak, nanti kalau sudah selesai les, beli jus ya. Rayu anak laki-lakiku. Mas, bapak hari ini tidak punya duwit, tadi saja mau beli aqua tidak jadi. Aku berusaha menggodanya. Yaw is, kalau begitu tidak jadi saja. Anak laki-lakiku wajahnya langsung cemberut berkerut-kerut. Iya mas, duwitnya bapak habis, tadi aku lihat bapak bayar les. Wanitaku membela. Yawis, yaw is aku ngak minta! Teriak anak laki-lakiku. Aku tersenyum menahan tawa, melihat kedua anakku. Seperti biasa wanitaku selalu lebih mengerti tentang keadaan. Keadaan apa saja. Sedang anak laki-lakiku lebih memilih berperan jadi anak kecil yang masih suka diperhatikan dan dimanja.
Melihat anak laki-lakiku mulai cemberut dan ngambek, aku tidak sampai hati. Iya, iya mas nanti sepulang les bapak berikan jus yang kamu suka. Seketika matanya berbinar, dan senyum yang begitu kukenal dikala dia gembira tersungging di sudut bibirnya. Memang anak laki-lakiku ini punya kekhasan yang tidak dipunyai wanitaku , yaitu senyum dan tawa yang begitu menyenangkan. Senyumnya membuat penampilan laki-lakiku ini menarik perhatian, apalagi tawanya yang begitu lepas, tanpa beban, senang dan bersemangat. Wanitaku juga ikut tersenyum senang. Bapak iki mesti mbujuki. Jarene gak duwe duwit. Tibake duwe duwit. Wis, wis ndeos (ndeso/desa/udik). Sambil memukul-mukul lengan tanganku.
Di depanku
Ada anugrah yang harus aku syukuri
Jauh di relung mata perawan
Aku temukan kedamaian
Yang begitu damai …
Tulus …. Tanpa ada dusta
Sebelum masuk ruang les, anak laki-lakiku perlu mengingatkanku lagi. Pak, jumbo jus lho! Sambil tak lupa tersenyum padaku. Aku ajungkan jempol tanda setuju dan tak kan mengingkari.
Selama satu jam menunggu, aku manfaatkan waktuku untuk akses internet. Kebetulan di tempat les musik “Mayura” ada fasilitas Wi-Fi, gratis lagi. Beberapa hari ini aku lagi suka mengumpulakn informasi., artikel, dan foto yang berkaitan dengan kota Surabaya tempo dulu. Lagi ingin melihat wajah kota Surabaya tempo dulu.
Selang satu jam menunggu kedua anakku sudah keluar dari ruang les. Pak Jumbo Jus … teriak anak laki-lakiku sambil mengajukkan jempol ke arahku. Setelah membayar parker motor yang seharusnya gratis. Aku larikan motorku. Setelah belokan di ujung jalan Manyar kami berbalik arah, dan Warung jus yang bernama “JUMBO JUS” kami singgahi. Seorang pelayan laki-laki dengan ramah menyodorkan kertas pesanan makanan. Mana pak aku yang nulis, kata wanitaku dengan antusias. Dengan gaya yang khas wanitaku bertanya pada kakaknya. Mas mau pesan apa. Akhirnya kami pesan dua jus sirsak, dan satu mangkok bakso.
Satu jam sudah waktu kami habiskan bertiga. Jus dengan ukuran gelas super jumbo tandas, begitu pula yang saya minum, tanpa sisa. Pak, nanti kalau bapak punya uang, beli lagi ya, rayu anak-laki-lakiku. Iya, doakan bapak banyak rezeki.
Anugrah terindah
Adalah sesuatu yang sudah ada, dan kita nikmati yang ada itu dengan tulus
Murni ….
di 19.45 0 komentar
Label: waktuku Mutiara hati
25 Agustus 2008
RELIGIUS
Hari Senin, 25 Agustus 20 seperti biasa aku mengantarkan wanitaku untuk belajar menari di sanggar Bagong Kussudihardjo. Ada perasaan bangga melihat wanitaku menari begitu gemulai. Hari ini adalah pelajaran menari hari pertama setelah dia menyelesaikan ujian tari dua minggu yang lalu. Sudah tiga tingkat dengan enam tarian yang sudah dia kuasahi. Tari Lir-ilir, tari Jaranan, tari Burung, tari Kumbang, tari Liman Alit, dan tari .............. Sedangkan hari ini diajarkan tari Gembira yang begitu rancak. Dimulai dengan lambaian kedua tangan yang membentang seperti burung, dilanjutkan dengan hentakan tangan ke kiri dan ke kanan, dan diakhiri dengan loncatan tiga ke kanan dan tiga ke kiri. Sampai tahap ini, wanitaku ternyata berbeda dengan keempat temannya yang lain, lebih bisa menguasahi. Moga ini adalah anugrah talenta yang diberikan penguasa jagat yang Maha Pemurah.
Selesai menari, sejenak aku dan wanitaku mampir melihat pameran lukisan yang digelar di ruang Sawunggaling. Pameran Seni Rupa Akbar 2008, yang terangkai dalam tiga gelaran. Pameran seni lukis ’Kesenangan’ tanggal 28 Maret s.d. 5 April 2008, dilanjutkan dengan Pameran seni grafis dan video tanggal 25 Juni s.d. 4 Juli 2008, dan diakhiri dengan pameran seni lukis religius tanggal 22 Agustus s.d. 10 September 2008. Waktu yang cukup panjang untuk menikmati gelaran kanvas dengan coretan-coretan penuh makna.
Seni Lukis ReligiusAnak-anak kecil itu bermain diantara terangnya rembulan mereka bagai melihat sesuatu dalam nafas kehidupan alam semesta, gambaran itu mungkin bisa dilihat dalam karya-karya almarhum pelukis Amang Rahman. Sesuatu yang diburu anak-anak menandakan alam semesta memiliki kebesaran. Ada spirit religius yang dihadirkan pelukisnya. Warna-warna yang dihasilkan mampu memberikan tafsiran tersendiri bagi yang melihatnya, begitupula dengan objek-objek yang hadir membangun suasana tanpa penuh dengan keheningan.
Fenomena perkembangan seni rupa yang berorientasi pada sesuatu yang memberikan sentuhan religius semakin lama-lama tertinggalkan. Kini para perupa muda lebih senang menggeluti seni rupa yang berbau kontemporer (kekinian), sesuatu yang bersifat sejaman dengan apa yang sedang terjadi dalam wilayah keberadaannya. Kesadaran untuk menengok kembali wilayah mereka yang berada dalam wilayah ketimuran yang penuh dengan nilai-nilai religius semakin dijauhi. Ini pertanda ingatan kita akan manusia timur semakin berkurang dan berganti dengan ingatan kebarat-baratan.
Dalam ranah seni rupa religius ketimuran kita akan bisa berbicara dalam corong kebudayaan karena di dalamnya terkandung makna-makna bisa memberikan suatu kedamaian tersendiri, contohnya lukisan kaca dengan figure semar yang badannya dibentuk dari kaligrafi arab, lukisan kaca denganseekor hewan terbang menuju langit. Hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam semesta digambarkan dengan suasana religius dan penuh dengan seni rupa kelokalan.
Dalam pameran seni lukis religius ini kita akan bisa merefleksikan keberadaan budaya kita yang dihasilkan dari tangan-tangan kreatif setiap pelukisnya. Semoga!
di 16.55 0 komentar
Label: waktuku Seni
14 Agustus 2008
12 Agustus 2008
11 Agustus 2008
HIKAYAT BULAN DAN KHAIRAN
Beberapa hari ini dalam pembelajaran sastra, saya mencoba menghadirkan sebuah puisi karya Husni Djamaluddin, yang saya dapatkan di Majalah Horison Tahun XXXXI, 2006, No.T4.2. Puisi ini begitu menggelitik untuk membangkitkan minat siswa mengapresiasi karya sastra, utamanya puisi, yang sementara ini siswa beranggapan bahwa menelaah makna dalam puisi itu sulit, dan berbelit. Apalagi membuat puisi.
Puisi tersebut berjudul Hikayat Bulan dan Khairan, ditulis tahun 1976, di samping mengandung asosiasi pornografis, juga bersifat naratif, sekaligus metaforis, yang semuanya ringan dan mudah untuk dicerna.
Hikayat Bulan dan Khairan
di langit malam: Bulan
memancarkan cintanya kepada Khairan
Khairan tidak perduli
di kamarnya yang sunyi
Khairan menulis puisi
lewat celah jendela
Bulan mengintip Khairan
Khairan tidak perduli
Di kamarnya yang sunyi
Khairan menulis puisi
Di langit bulan gelisah
Khairan tidak perduli
Di langit Bulan sepi
Khairan tidak perduli
Di langit bulan Rindu
Khairan tidak perduli
maka Bulan turun ke bumi
Khairan tidak perduli
Bulan melangkah mendekat
Khairan tidak perduli
Bulan memanjat dinding
Khairan tidak peruli
Bulan mengetuk jendela
Khairan tetap saja menulis puisi
pelan-pelan Bulan menguak jendela
Khairan tidak perduli
Bulan nekad memasuki kamarnya
Khairan tidak perduli
Bulan menggamit bahunya
Khairan tidak perduli
Bulan mengelus lehernya
Khairan tidak perduli
Bulan membelai pipinya
Khairan tidak perduli
Bulan mencium dahinya
Khairan tidak perduli
Bulan mengecup bibirnya
Khairan tidak bisa lagi tidak perduli
Bulan rebah di pangkuannya
Khairan tidak lagi menulis puisi
Bulan memegang tangannya
Khairan membiarkan
Bulan menuntunnya ke ranjang
Khairan tidak keberatan
Bulan buka kutang
Khairan mulai gemeteran
Bulan buka paha
Khairan segera jadi singa
syahdan
ketika Bulan dan Khairan
tuntas di puncak malam
sebuah puisi tiba di ujung baitnya
Bulan pun kembali ke langit malam
memancarkan cintanya ke mana-mana
di 01.53 0 komentar
Label: waktuku Sastra
10 Agustus 2008
07 Agustus 2008
KEPADA HEY!
Hey! Tidak pernahkan engkau merasakan sakit. Sakit yang berkepanjangan. Beribu sakit mengumpul jadi satu membentuk gumpalan yang kian lama kian membesar, dan dalam waktu sepersekian detik menghantam kepalamu. Lebih menyakitkan lagi apabila menghantam mata hatimu. Pedih, nyeri, penuh luka tanpa darah. Selalu menghantui dalam perjalanan pagi, siang, malam dan tengah malam menjelang pagi. Rasa sesak menyelimuti tiap hembusan nafas. Kegalauan hinggap menyapu bersih rasa percaya diri. Kepercayaan yang sudah terkikis makin lama makin tipis yang pada akhirnya jadi debu, tertiup angin, dan hilang ...
Hey! Tidak pernahkan alam ini memaklumi, bahwa cinta dan kasih sayang selalu seiring dan sejalan. Menjalar melamur setiap jengkal hati dan perasaan. Memberikan nuansa keindahan bak rona pelangi dengan rintik hujannya. Bahwa cinta membuat hidup lebih hidup. Semangat lebih semangat menjalani alur kehidupan yang serba tak terkendali. Mengharu biru dengan deretan puisi-puisi manja, tulisn-tulisan usang, dan tali temali yang tak berbentuk lagi. Mencari, bertemu, dan pada akhirnya harus bercerai berai, luluh lantak menyisahkan bercak yang sulit terhapus. Tentang malam yang terhipnotis dingin, tentang air dingin yang mengikuti liku sungai, tentang pinus yang berdiri tegak menjulang, tentang rumah joglo di depan lapangan, tentang keceriaan, tentang kehangatan senja, dan masih banyak tentang yang lain. Tidak ada jalan untuk kembali menemukan bingkai yang telah terkoyak. Tertutup oleh keangkuhan, kesombongan dan ketidak pedulian membentuk dinding hitam tegar, kokoh, dan tak tersentuh, walau dengan jari dan ucap selembut angin pagi.
Hey!
Dan Hey ...!!!
Mencoba merenung di selaksa malam nan kian pekat. Mencari diri yang telah terbang entah kemana. Bangkit dari tindasan hati yang memerih. Bangun dari mimpi berkepanjangan. Merobek lukisan dusta yang tergantung pada dinding waktu yang kian memudar. Dan mencoba untuk membungkam mulut, membutakan mata, menulikan pendengaran dan menyembunyikan hati di lorong waktu yang tak berujung.
Hey!
di 03.33 0 komentar
Label: waktuku Renungan
06 Agustus 2008
01 Agustus 2008
MERAH dan PUTIH
MERDEKA
Menurutku
Merdeka
Artinya, bebas …
Bebas berkata
Bebas bertindak
Bebas berdomo
Bebas menghujat
Bebas mencela
Bebas berkhianat
Bebas bertengkar
Bebas korupsi
Bebas mencuri
Bebas ...
Bebas ...
Pokoknya, bebas lah!
...
...
Indonesiaku
Menangislah ... lah ... lah lah ...
PAHLAWAN
Aku pahlawan
Aku pahla-wan
Aku pah-la-wan
Pahlawan itu aku
Jadi mohon dimengerti
Aku pahlawan
Jadi mohon dihormati
Aku pahlawan
Jadi mohon disegani
Bahwa, aku pahlawan
Yang pahlawan adalah diriku
Bila demikian aku pahlawan
Iya, aku pahlawan
Sungguh, aku pahlawan
Sungguh, iya, aku pahlawan
”Apa sih pahlawan itu?”
Pahlawan, ya pahlawan
Titik
Cerewet amat sih ...
BENDERA
Kibarkan benderamu
Tapi jangan terlalu tinggi
Sebab bangsa ini masih menangis
Sedih ...
Tersedu ...
Terbelit ...
Berbelit ...
Membelit ...
Kibarkan benderamu
Tapi jangan dengan congkakmu
Sebab bangsa ini masih merana
Bencana berseru
Meraup masih perlu
Pendidikan menunggu
Bebas terbelenggu
Tapi ...
Kau harus tetap kibarkan bendera
Tuk memperingati hari jadi bangsamu
di 03.04 0 komentar
Label: waktuku Sastra
25 Juli 2008
SAHABAT
Kehangatan Memelukku
Ketika angin bertanya kepadaku
Apakah kau masih mencintainya?
Kujawab, aku masih cinta
Ketika rasa cemas bertanya kepadaku
Apakah kau masih sayang kepadanya?
Kujawab, aku masih amat sayang
Ketika kecemburuan bertanya kepadaku
Apakah kau masih rindu kepadanya?
Kujawab, kerinduan selalu membelit waktuku
Ketika pucuk pinus bertanya kepadaku
Apakah kau masih ingat aliran sungai nan sejuk?
Kujawab, aku pernah merasakannya
Ketika senja merah bertanya kepadaku
Apakah kau masih ingat senyumnya?
Aku terdiam ...
Kehangatan hadir memelukku
Aku, Dia, Kita
Aku tak kuasa mengelak
Ketika badai menampar mukaku
Menyadarkan tentang hidup
Bahwa kebekuan akan terjadi
bila aku diam dan kau diam, sedang diantaranya adalah tanya yang tak mungkin ada jawabannya. Sebab, manusia hidup adalah mencoba memahami dan dipahami, mencoba mengerti dan dimengerti, mencoba memberi dan menerima, mencoba mengalah dan jangan angkuh kalau harus kalah yang tak mungkin membuatmu malu.
Bila bara sudah menyala, berusahalah agar tidak menjadi pijaran api. Bila rasa resah mulai menjalar berusahalah mengambil air kehidupan. Basuh, reguk dengan kesucian jiwa. Bila gundah membelenggu, cari belahan jiwa, raih, dekap dalam pelukan penuh kehangatan.
Tanya Seorang Sahabat
Apakah kamu bahagia?
Apakah kamu puas dengan pola kehidupanmu?
Apakah kamu sudah cukup dengan dua orang anak?
Apakah kamu sudah cukup dengan gaji seorang guru?
Apakah kamu sudah puas dengan satu orang istri?
Aku terdiam ...
Tersenyum
di 17.07 0 komentar
Label: waktuku Aku
23 Juli 2008
LAGU TENTANG INDONESIA
BERKIBARLAH
Berkibarlah Bendera Negeriku
Berkibarlah Engkau di dadaku
Tunjukanlah Kepada Dunia
Semangatmu Yang Panas Mambara
Daku Ingin Jiwa Raga ini
Selaraskan Keanggunan
Daku Ingin Jemariku Ini
Menuliskan Kharismamu…
Berkibarlah Bendera Negeriku
Berkibar di Luas Nuansamu
Tunjukanlah Kepada Dunia
Ramah Tamah Budi Bahasamu
Daku Ingin Kepal Tangan Ini
Menunaikan Kewajiban
Putra Bangsa Yang Mengemban Cita
Hidup Dalam Kesatuan…
Kebyar-kebyar
oleh Gombloh
Indonesia …
merah darahku, putih tulangku
bersatu dalam semangatmu
Indonesia …
debar jantungku, getar nadiku
berbaur dalam angan-anganmu
kebyar-kebyar, pelangi jingga
biarpun bumi bergoncang
kau tetap Indonesiaku
andaikan matahari terbit dari barat
kaupun tetap Indonesiaku
tak sebilah pedang yang tajam
dapat palingkan daku darimu
kusingsingkan lengan
rawe-rawe rantas
malang-malang tuntas
denganmu …
Indonesia …
merah darahku, putih tulangku
bersatu dalam semangatmu
Indonesia …
debar jantungku, getar nadiku
berbaur dalam angan-anganmu
kebyar-kebyar, pelangi jingga
Indonesia …
merah darahku, putih tulangku
bersatu dalam semangatmu
Indonesia …
nada laguku, symphoni perteguh
selaras dengan symphonimu
Bendera
oleh Cokelat
biar saja ku tak sehebat matahari
tapi ku slalu mencoba tuk menghangatkanmu
biar saja ku tak setegar batu karang
tapi ku slalu mencoba tuk melindungimu
biar saja ku tak seharum bunga mawar
tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu
biar saja ku tak seelok langit sore
tapi slalu kucoba tuk mengindahkanmu
kupertahankan kau demi kehormatan bangsa
kupertahankan kau demi tumpah darah
semua pahlawan-pahlawanku
merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
ku kan selalu menjagamu
di 22.29 0 komentar
Label: waktuku Renungan
06 Juni 2008
ONTHEL-KU
Pada masa dulu alat transportasi yang banyak dimiliki orang adalah sepeda onthel atau sepeda kumbang, kadang orang menyebut sepeda angin, sepeda kayuh. kadang secara berkelakar ada juga yang menyebut sepeda dengan bahan bakar sepiring nasi plus segelas air teh hangat. Tetapi pada dasarnya ya tetap sepeda. Secara kebetulan ayah membeli sebuah sepeda dari seseorang yang saat itu butuh sekali duwit. Sebuah sepeda yang boleh dibilang kuno, dilihat dari umurnya mungkin sudah puluhan tahun. Dari kisahnya, sepeda ini pernah dipakai untuk mengangkut padi hasil panen, dari sawah menuju rumah, demikian juga ke pabrik selep. Dismaping dipakai sebagai alat transportasi sehari-hari. Tetapi semua itu tidak mengurangi kekokohan fisik sepeda itu. Pada akhirnya sepeda itu ada ditangan saya. Merupakan suatu kebanggaan bila mengayuh sepeda itu. Tidak sedikit mata yang sejenak menoleh untuk melihat, bahkan sudah beberapa kali ditawar tetapi tidak pernah saya lepaskan. Sering saya katakan sepeda ini tidak saya jual. Dipakai sendiri.
di 22.36 1 komentar
Label: waktuku Onthel-Koe
MINIMALIS
Minimalis yang tidak minim! What? Ya memang demikian. Gelaran pentas seni 2008 ini, anak-anak SMA Kemala Bhayangkari 1, yang bermarkas di Jalan A. Yani Surabaya menampilkan tema MINIMALIS, yaitu kepanjangan dari Media Inspirasi Seni Drama Musik Tari dan Lukis. Pada pentas seni tahun ini ada media baru yang ditampilkan untuk menambah kesan mewah dan mendukung penampilan dari artis-artis bhayangkari. Apa itu?
Screen. Yaitu semacam bioskop dengan ukuran cukup gedhe yang diletakkan sebagai background, melatarbelakangi penampilan artis yang lagi beraksi di atas panggung.
di 22.03 0 komentar
Label: waktuku Sekolahku
20 Mei 2008
Dreamland-Bali
Dreamland, tanah impian! Kedengarannya lembut, penuh pesona, berbaur gelora, menjanjikan impian menjadi kenyataan indah, bertabur bunga dan permata.
Dreamland adalah objek wisata pantai di daerah Pecatu. Tepatnya beberapa kilometer sebelum Pura Uluwatu yang terkenal suci dan sakral. Dari Denpasar bisa ditempuh kurang lebih 45 menit. Seperti halnya pantai Kuta, Dreamland memberikan nuansa panorama pantai yang indah. Apalagi sampai saat ini, masih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang belum mengenal pantai ini. Kalaupun sudah mengenal mungkin hanya namanya. Pasir putih yang bersih, ombak besar yang bergulung-gulung menebar sampai di pantai, dan tebing-tebing terjal yang menjulang mengitari areal pantai, adalah gambaran tentang Dreamland. Bagi yang suka surfing, Dreamland adalah surganya. Apalagi di sana sudah banyak penjual jasa sewa alat surfing. Hanya sayangnya, keadaan pantai yang gersang tanpa tanaman, hanya pasir dan batu-batuan, mengakibatkan pengunjung harus rela dan tahan tertimpa sinar matahari dan udara yang cukup panas. Memang sarana dan prasarana masih minim, kalaupun ada masih terlalu mahal. Contohnya, untuk buang air kecil saja kita harus merogoh kantong mengeluarkan lima ribu rupiah. Menurut pemandu kami, mahalnya biaya tersebut, karena belum ada fasilitas air bersih, sehingga untuk memperoleh air bersih harus diangkut dari daerah pemukiman penduduk paling dekat yang kebetulan ada air bersih, atau kalau tidak ada terpaksa harus mempergunakan air mineral galon. Terlepas dari kekurangan itu, bagi yang belum pernah ke Dreamland, sarana pesona pantai ini patut untuk dikunjungi.
di 21.23 0 komentar
Label: waktuku Jalan-Jalan
16 Mei 2008
Museum Kartun Indonesia - Bali
Kunjungan kita kali ini ke Museum Kartun Indonesia, yang terletak di Jln. Sunset Road 85 Kuta Bali. Ini merupakan museum kartun satu-satunya di Indonesia dan di Asia Tenggara. Mengunjungi museum ini, seperti melihat berbagai macam kartun dengan ciri dan corak yang berbeda sesuai dengan imajinasi pengarangnya. Musem Kartun ini, terletak di depan Galeri Jangkrik85, yang menyediakan berbagai pernak-pernik, baik kaos, kemeja, maupun cinderamata lain yang bernuansa kartun.
Museum kartun ini menghimpun dan menampilkan kekayaan khasanah seni kartun Indonesia, termasuk karya para maestro kartun, antara lain GM Sudarta, Dwi Koendoro, Pramono R, dan beberapa karya kartunis senior zaman pra kemerdekaan.
Bagian galeri sebagai ruang pamer di museum ini menampilkan karya kelompok kartunis di Indonesia, antara lain PAKARTI, PECAH BAN (Pecandu Humor Bandung), PAKYO (Paguyuban Kartunis Yogyakarta), KOKKANG (Kelompok Kartunis Kaliwungu), KARAENG (Kartunis Daeng-Makassar), KARAMBA (Kartunis Ambarawa), NGALAM (Kartunis Malang), SLOKI (Solo Kartunis), SECAC (Semarang Cartoon’s Club), SENJA (Seniman Jalanan-Jakarta), WAKSEMAR (Wadah Kartunis Semarang), IKAN ASIN (Ikatan Kartunis Banjarmasin), TERKATUNG (Terminal Kartunis Ungaran), KARUNG (Kartunis Ungaran), BRIGADE KECIL (Wonogiri).
Disamping sebagai ruang pamer, Museum Kartun Indonesia-Bali juga menyelenggarakan workshop kartun sebagai sarana edukatif, antara lain melihat secara langsung proses produksi pembuatan kaos kartun Jangkrik85 Bali, kiat sukses berbisnis, marketing, dan lain-lain. Juga, bagi yang ingin belajar membuat kartun sebagai sarana mengembangkan hobi, pihak manajemen juga menyediakan kursus menggambar kartun dengan jadwal terprogram. Ingin mencoba? Silahkan hubungi Museum Kartun Indonesia-Bali Phone.+62 361 8477425.
di 18.45 2 komentar
Label: waktuku Jalan-Jalan
Pura Tanah Lot
Pada hari ketiga Bali Fantasy Tour 2008, rombongan kami yang terdiri dari empat bus menyempatkan diri mengunjungi Pura Tanah Lot. Sampai di tempat parkir, seluruh rombongan turun dari bus, dan selanjutnya masuk ke areal wisata Pura Tanah Lot. Sebelum sampai ke tempat tujuan, kami melewati banyak penjual cinderamata khas Bali. Sepanjang jalan, kiri dan kanan kios-kios cinderamata berjajar dengan rapi. Sebagian besar menjual kaos bergambar citra panorama Bali. Ada juga yang menjual gantungan kunci unik, yang terbuat dari bambu kuning, diukir menggunakan panas dari listrik. Bisa ditebus hanya lima ribu rupiah. Yang tidak kalah maraknya adalah penjual lukisan, dan foto panorama Bali yang dikemas dalam bentuk poscard. Biasanya anak-anak kecil akan menawarkan poscard tersebut pada wisatawan asing.
Pura Tanah Lot merupakan salah satu alternatif objek wisata yang sering dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Objek wisata ini terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Hal unik yang bisa kita jumpai di sini yaitu adanya pura yang berdiri dengan anggun di atas bukit batu besar di pinggir laut selatan. Pura ini bernama Pura Pakendungan, atau lebih terkenal dengan sebutan Pura Tanah Lot, yang berarti tanah di tengah laut. Kalau air lagi surut kita bisa melihat Pura Tanah Lot dari dekat, namun tetap tidak diperkenankan untuk masuk, kecuali bagi yang ingin bersembahyang.
Melihat deburan ombak laut selatan yang pecah ketika membentur karang di sekitar Pulau Pura Tanah Lot sangat mengasyikan, apalagi kalau ada waktu luang, kita bisa menikmati indahnya matahari yang akan tenggelam pada sore hari (sunset). Guratan merah memendar menghiasi cakrawala, seperti wajah seorang gadis tersipu malu.
di 18.17 2 komentar
Label: waktuku Jalan-Jalan
15 Mei 2008
BEDUGUL-BALI
Seperti tahun 2007, tahun 2008 ini siswa kelas XII juga mengadakan rekreasi ke pulau Bali. Kebetulan saya ditunjuk untuk mendampingi mereka. Ada nuansa yang menyentuh dan tak pernah hilang ketika sudah menginjakkan kaki di tanah Dewata ini. Tradisi adat yang masih kental. Tempat sembahyang di setiap sudut halaman, dan upacara-upacara adat yang hampir setiap hari kita lihat di sana. Adalah keindahan alami yang tidak pernah kita dapatkan di daerah lain di Indonesia.
Kali ini saya tertarik dengan salah satu objek wisata yang kami kunjungi. Walaupun hampir setiap ke Bali selalu mampir ke tempat ini, yaitu Bedugul. Pada umumnya wisatawan yang datang ke Bali menyebut Bedugul untuk nama danau. Padahal Bedugul adalah nama daerah di desa Candikuning Kecamatan Tabanan Kabupaten Buleleng. Dari Denpasar jaraknya kurang lebih 25 km.. Berada di Bedugul bisa disamakan dengan daerah Puncak di Bogor. Di ketinggian 1250 m dpl, Bedugul menebar suhu berkisar 18-22 derajat Celcius. Lumayan dingin. Apalagi bila hujan disertai angin atau kabut mulai membelenggu daerah di sekita danau, dingin seperti menggigit kulit. Sangat nyaman untuk berlama-lama, apalagi hanya berdua. Kesan romantis bisa hadir manakala kita duduk di tepi danau atau berperahu, dan tiba-tiba kabut datang.
Hal menarik di Bedugul, yaitu hamparan danau Beratan dan pura Ulundanu yang berada di tengah danau. Konon Pura Ulundanu adalah tempat pemujaan untuk Dewi Danu dan Dewi Sri, sebagai dewi kemakmuran. Pura ini dibangun sekitar abad XVI. Untuk sampai ke pura ini, kita harus berdayung memakai perahu, atau kalau air lagi surut kita bisa berjalan kaki. Tidak jauh dari areal Pura Ulundanu terdapat bangunan masjid yang cukup megah. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah Bedugul toleransi antar umat beragama sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Bagi wisatawan yang ingin memacu adrenalin, bisa mencoba beberapa sarana wisata di danau Beratan. Paralayang, banana boat, dan speedboat adalah pilihannya, sedangkan yang hanya ingin menikmati keindahan danau Beratan bisa menyewa perahu dayung bercadik. Tapi perlu diingat, karena cuaca di daerah Bedugul sering berubah dengan cepat, alangkah bijaksananya apabila berperahu tidak terlalu ke tengah danau, sebab kalau tiba-tiba hujan atau kabut mulai turun kita akan kesulitan menemukan tempat untuk bersandar perahu.
Anda ingin menikmati sensasi yang luar biasa, dan tak kan pernah terlupakan? Cobalah untuk menikmati paralayang, yaitu sarana wisata dimana kita memakai parasut, kemudian ditarik speedboat. Dari ketinggian kurang lebih 30 meter kita bisa menikmati keindahan danau Beratan. Sedangkan yang ingin menikmati dinginnya air danau, bisa mencoba banana boat. Setelah memakai rompi penyelamatan, kita siap naik perahu karet berbentuk pisang yang kemudian akan ditarik speedboat. Tentu saja kita akan basah kuyup. Oleh karena itu sebelum memutuskan naik banana boat siapkan pakaian pengganti.
Selamat datang di Bedugul!
di 19.02 0 komentar
Label: waktuku Jalan-Jalan
09 April 2008
DALAM DEKAPAN CINTA
Ribuan mil waktu telah aku jalani. Menggapai sesuatu yang ingin ku gapai. Namun sampai detik ini aku belum bisa sampai di ujung. Aku masih dalam perjalanan yang sangat panjang. Mencari, dan mencari makna dari cinta. Aku ingin tidur dalam dekapannya. Merasakan belaian, tiupan mesra yang bisa membawaku melayang menembus bingkai-bingkai berukir indah. Mendengarkan siulan murai di pagi hari. Merasakan elusan lembut dari angin pagi yang semilir. Aku berhenti bernafas, mencoba, menrasakan waktu dalam hitungan detik, sambil memusatkan mata hatiku pada yang namanya cinta. Cinta biasa hadir berlumur dengan rasa kasih sayang. Melilit tubuh. Membelenggu jiwa. Membawa angan pada suatu keadaan di mana selalu ada riang dan kegembiraan, serta senyum bernuansa biru laut yang lagi diterpa geliat embun di pagi hari.
Aku ingin sekali saja merasakan depakan dalam cinta. Yang murni. Tak ada tendensi apapun. Murni karena memang-benar-benar cinta, yang dilumuri rasa kasih sayang. Cinta yang keluar dari aura berbaur dengan keringat dingin yang selalu mengalir dalam setiap tubuh. Bahwa dekapan memang mampu meruntuhkan segala kepongahan memang benar. Sebab cinta mampu menguasai waktu, tempat, jarak
di 20.45 0 komentar
Label: waktuku Cinta