Kurang Tiga Hari Lagi
Sebenarnya tulisan ini sudah aku buat tiga hari menjelang Unas. Ketika lagi mengajar di XI.A-1, ada keinginan untuk menulis untuk memberi bekal sedikit kepada anak-anakku yang akan menghadapi Unas. Harapannya ada dorongan semangat untuk meraih cita-cita mereka, dan keinginannya agar mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan yang hanya satu kali ini saja, seumur hidup mereka. Tidak ada kebanggaan, selain melihat mereka bisa tersenyum penuh kebahagiaan dan kemenangan, menyongsong hari depan, masa depan yang lebih baik. Bisa mengantarkan mereka untuk menguak sedikit pintu gerbang cita-cita adalah harapan semua pendidik. Semoga!
Kurang tiga hari lagi
Aku akan menemukan waktuku
Waktu yang telah kutunggu selama tiga tahun
Waktu yang kurindu
Waktu yang hendak mengantarkan aku mengarungi samudra kehidupan yang lebih tinggi
Waktu yang hendak mengiringi aku meraih cita-cita dan mimpiku
Akankah aku sia-siakan?
Akankah aku korbankan waktu, tenaga, dan biaya yang sudah aku keluarkan?
Akankah aku khianati kerja keras dan keringat ayah dan ibuku?
Akankah aku kandaskan mimpi indah dan senyum manis bundaku?
Akankah aku terlantarkan keinginan tulus guru-guru tercintaku?
Waktuku tinggal selangkah lagi
Pintu gerbang sudah di depan mata
Menunggu aku membuka dan masuk di dalamnya
Sudah siapkah aku?
Sudah siapkah aku menerima kenyataan pahit?
Sudah siapkah aku menerima kegetiran?
Sudah siapkah aku menerima kegagalan?
Sudah siapkah aku untuk tidak menangis?
Sudah siapkah aku untuk melihat bundaku melelehkan air mata?
Sudah siapakah aku menerima kesedihan dari ayah, ibuku?
Sudah siapkah aku melihat semua orang melihat ke arahku dengan tatapan sedih?
Tidak!!
Tidak mungkin aku kuat menghadapi semua itu
Tidak mungkin aku bisa melihat kesedihan di mata orang-orang yang kucintai
Tidak mungkin aku bisa menyaksikan guru-gurulu tertunduk gundah
Tidak mungkin bisa !!
Tidak mungkin bisa !!
Masih ada waktu menungguku
Waktu yang harus kulalui
Aku ingin menuju pintu itu
dan masuk di dalamnya
Aku ingin semua orang yang kusayangi tersenyum bahagia
Aku ingin semua orang yang kusayangi mengatakan bahwa aku hebat
Aku ingin semua orang yang kucintai tidak meremehkan aku
Aku ingin mengatakan kepada mereka
bahwa, AKU BISA!
AKU PASTI BISA!
"Selamat menempuh Unas, semoga sukses"
Waktu membuat tulisan tersebut di atas, aku masih bisa untuk menuliskan sampai tuntas. Tapi ketika hendal membacakan di depan kelas, terasa berat, apalagi melihat anak-anakku yang memelas. Pada akhirnya tulisan itu aku serahkan pada Enno, salah seorang anakku yang aku yakin bisa membacakan tulisan tersebut, secara teatrikal. Takjub!! Dengan iringan instrumen yang aku putar dari laptop yang kebetulan aku bawa, judulnya romeo and juliet, berupa petikan gitar klasik. Suasana begitu dingin, sunyi, Enno berjalan di sekeliling teman-temannya sambil membaca tulisanku tadi. Bagai dihipnotis semua tertunduk, satu, dua anak ceweq mulai tak tahan untuk mengeluarkan airmata.