09 Agustus 2011

Di Belakang Panggung Putra Barong Bali



Tari barong merupakan tarian khas di Bali yang dimainkan oleh dua orang laki-laki. Satu orang memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki belakang dan ekor. Dua orang dengan dinamika yang bagus bisa berperan secara bersama-sama, sehingga tepat menterjemahkan binatang barong menjadi tarian yang apik.
Tari barong merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat yang mempunyai kekuatan magis. Menurut mythology topeng barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali.

Beberapa waktu lalu saya melihat kembali tarian barong, tetapi kali ini saya tidak bisa melihat tarian dari arah panggung, alhasil saya berada di belakang panggung. Tetapi dengan keadaan yang demikian, saya mendapatkan pengalaman luar biasa, saya bisa melihat bagaimana sibuknya para pemain barong mempersipakan diri, mulai dari merias sampai memakai kostum sesuai dengan peran mereka. Dengan dibantu cermin yang sudah kusam , terlihat seorang separuh baya sedang merias dirinya tanpa bantuan siapapun. Begitu pula dengan pemain pria, juga merias sendiri. Sedang anak-anak mereka dengan setia menunggu ayah-ibu mereka yang akan pentas. Rata-rata pemain barong sudah berumur, hanya pemain yang mengenakan kostum barong saja yang masih muda berperawakan gempal. Yang patut mendapat acungan jempol, bahwa mereka menjalani rutinitas seperti itu dengan rasa senang, tanpa beban, kadang mereka bercanda, bahkan anak-anak mereka juga bermain bersama.





Ada jiwa yang terlanjur terjerat
Memikat dengan seribu alasan
Membuat orang tersenyum, tertawa
Tanpa peduli diri sendiri

Ada jiwa yang terlanjur cinta
Nuansa tradisi pengayom rindu
Membenam segala keinginan
Menomorsatukan mimpi tentang citra


04 Agustus 2011

SPADA BAND





Celoteh


Kamis malam berenam aku pergi nonton Harry Potter di Royal 21 Studio 1. Sejak siang aku sudah membeli tiket untuk nonton malam jam 20.00. Untung aku membeli tiket siang. Coba kalau malam itu. Wuih berjubel! Sedianya dua tiket untuk keponakan, dan tetangga samping rumah. Ya itung-itung menggembirakan orang lain yang tak mungkin nonton di bioskop. Kapan lagi kita bisa membahagiakan orang lain.
Setelah jam sekolah selesai, inginnya langsug pulang, karena pak Bos mengadakan rapat khusus interen pegawai di kantor, ya harus ikut. Beduk Magrib berkumandang, rapat baru selesai. Sedikit terburu aku memacu mobil bututku. Seperti biasa waktu seperti itu macetnya minta ampun. Apalagi bawa mobil. Harus ekstra sabar. Sampai di rumah semua sudah buka puasa. Setelah minum segelas air putih, dengan semangat 45 aku makan nasi berlauk bebek goreng kesukaanku.
Mas, Aik tidak mau ikut, kata istriku
Kenapa?, tanyaku
Ngak tahu, katanya tidak suka.
Mas Kiky menyahut, Dik Aik mau main PlayStation Pak!
Ya sudah kalau tidak mau. Karena sudah terlanjur beli tiket, berikan pada yang lain.
Ajak putrinya Mas Suliono saja, Mas, Lajut istriku
Terserah kamulah. Win tolong telepon putrinya Mas Suliono.
Setelah semua siap, tepat pukul 18.30 kami berangkat. Sebelumnya anak-anak sudah aku belikan roti dan minuman. Aku berfikir kalau beli di Royal tentu lebih mahal.

Sampai di Royal. Karena masih jam 19.15. kami jalan-jalan dulu. Membeli kentang goreng, sedang istriku beli Pempek kesukaannya. Sedang aku, Windul dan Eva, anak tetanggaku, jalan-jalan sendiri, melihat pernak-pernik aksesoris di sebuah toko gaul anak muda. Waktu menunjukkan pukul 19.45, kami berenam menuju ke Studio 21. Ya Allah, aku tidak mengira penonton berjubel di depan Loket, di depan Studio 1, dan Studio 2, yang berbarengan memutar HaryPotter. Pintu Studio 1 dibuka, dengan tertib penonton masuk ke dalam. Kami duduk di deretan G. Alhamdulillah letaknya di tengah, agak ke atas, tempatnya nyaman. Setelah membagi minuman dan snack pada anak-anak kami siap-siap menikmati tayangan di layar. Beberapa penjaja minuman dan berondong jagung menawarkan kepada penonton. Mas Kiky dengan ragu-ragu minta pada ibunya, Kuberi sepuluh ribu, dan mendapat dua popcorn. Satu untuk Windul dan Eva, dan satu lagi untuk Mas Kiky dan ....... Tak berapa lama tayangan film HaryPotter sudah mulai. Selama pertunjukkan anak-anak menikmati jalannya cerita di film, bahkan snack yang sudah disediakan tidak termakan, dan dibawa pulang. Memang cerita HaryPotter yang satu ini cukup menarik bagi anak-anak, apalagi mulai awal hingga akhir, cerita penuh dengan konflik, khususnya HaryPotter yang ingin mengalahkan Penyihir Jahat berhidup datar.