28 Februari 2010

CULTURE





Alhamdulillah. Kata itulah yang pertama kali saya ucapkan, setelah selesai gelar pentas seni yang bertema “CULTURE”, tahun 2010.

Tahun ini sekolah kami mengadakan pentas seni. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pentas seni kali inipun diharapkan meriah dan penuh semangat, sebagai bentuk apresiasi siswa dalam berkesenian. Karena di penghujung semester gasal, kami lebih banyak direpotkan dengan berbagai kegiatan di sekolah yang beruntun, mulai dari pelaksanaan ulangan akhir semester, pembagian rapor, pertemuan orang tua siswa kelas X dan XII, rekreasi keluarga, dan masih harus konsen ke siswa kelas XII yang berada di penghujung ujian nasional. Praktis persiapan pentas seni kali ini sedikit ribet, berkejaran dengan waktu yang sempit, serta kesibukan dari teman-teman yang lain.
Pada pentas seni ini saya menjadi koordinator dekorasi screen. Ini adalah tugas pertama saya, setelah bertahun-tahun hanya menjadi juru potret (dokumentasi) atau sesekali menjadi petugas dekor panggung. Satu minggu sebelum pelaksanaan, saya bertemu dengan pihak kru screen, mereka menjelaskan bahwa format apapun akan bisa ditampilkan. Dan cara kerja screen seperti layaknya kalau kita menggunakan LCD proyektor. Berbekal dengan informasi tersebut, kami beberapa hari membuat tampilan opening, profil penyaji, profil sponsor, dan ending. Semuanya memakai format tampilan video, kebetulan pak Norif memakai AVI sedang saya memakai mpeg, yang lebih ringan. Seperti biasa sebelummembuat tampilan video ,biasanya saya membantu rekan tahun lalu membuat terlebih dahulu tulisan tema dengan Photoshop, Alhamdulillah tema dalam bentuk Photoshop itulah yang menolong saya pada pagelaran ini. Pada hari Jumat,sehari sebelum pelaksanaan,pada waktu pemasangan screen, diadakan ujicoba memakai laptop saya, setelah diotak-atik sana sini yang memakan waktu cukup lama bagi seorang yang professional di bidangnya, akhirnya tampilan tersebut bisa on di layar laptop, layar monitor screen,dan layar screen itu sendiri. Di sini saya bisa sedikit bernafas lega, hanya video tidak bisa tampil di layar screen, kata teknisinya karena formatnya mpeg. Solusinya seluruh slide video yang sudah saya siapkan dibawa oleh kru tadi untuk diconvert ulang. Karena sebagian masih dibawa pak Norif,maka saya ketiban sampur untuk mengantarkan slide video yang lain ke kantor kru tersebut,kebetulan kantornya ada di daerah Keputih. Setelah berputar-putar, tanya sana tanya sini hamper setengah jam, akhirnya kantor tersebut saya temukan. Sebuah ruko di bagian belakang dari deretan ruko yang lain. Sampai di rumah sudah pukul 23.00. Masih sempat buka laptop sekitar satu jam, lalu pulas ditelan keletihan.Pagi jam 04.30 bangun,mempersipakan diri ,telepon Santo,telepon Pak Yon,untukmembawakan kipas lapotop milik pak Darji (pinjam).Sampai di gedung pukul 06.30,sudah ramai anak-anak OSIS.





Kru screen mencoba mensetting PC yang kami bawa, ternyata ribet tidak bisa.Saya serahkan laptop saya yang kemarin bisa disetting. Ternyata teknisinya juga tidak bisa, dan tidak memberikan solusi sama sekali, padahal acara sudah dimulai. Saya tambah kacau, keringat bercucuran, bingung. Saya ambil sikap untuk mempergunakan PowerPoint. Ternyata solusi itu yang bisa. Walaupun harus membuat satu persatu untuk tampilan opening, profil pengisi acara dan untuk sponsor. Saya harus berkejar-kejaran dengan waktu, dan acara yang terus berjalan. Mulai dari awal sampai akhir pementasan siswa, saya sama sekali tidak bisa menikmati atau melihat penampilan siswa, karena harus membuat profil mereka secara manual untuk persiapan acara berikutnya.





Dari pentas CULTURE ini, walaupun menyisakan pengalaman getir, ribet dan tidak menyenangkan, tetapi tetap saya ambil hikmah pelajaran yang positif, yaitu :
1. Tahun depan bila masih menyelenggarakan pentas seni, tidak perlu lagi mempergunakan jasa screen seperti yang kita pakai tahun ini. Cari jasa screen lain yang lebih professional.
2. Harus menyiapkan dua format tampilan untuk screen yaitu format dalam bentuk PowerPoint, dan dalam bentuk video beranimasi.
3. Sehari sebelum waktu pelaksanaan harus diadakan ujicoba sampai berhasil, bukan setengah-setengah, sampai sesuai dengan keinginan kita.
4. Pada waktu hari “H” sebaiknya mempergunakan computer milik penyedian jasa screen, untuk menampilkan slide-slide di layar screen.

Tetap semangat untuk pentas seni yang akan datang. Semoga lebih sukses!!!

17 Februari 2010

Kelas Super ...

Ruang kelas tak pernah sepi
Ruang kelas selalu ramai
Deret depan, ngoceh sendiri-sendiri
Deret kedua, ada konser ngrumpi tentang guru yang jahat
Deret ketiga lebih seru. Beberapa cowok membicarakan kekalahan Persebaya. Teriak sana, teriak sini, sampai ludahnya muncrat mengenai muka temannya. Memberikan alibi dan menyalahkan pemain yang tak becus (padahal dia sendiri belum tentu bisa bermain sepak bola)
Deret keempat, tempat berkumpulnya makhluk nonaktif, hanya sesekali terdengar tawa geli, mengelitik rasa ingin tahu
Deret kelima, sunyi sekali. Mereka hanya saling tersenyum, dan sekali-sekali saling memperlihatkan giginya yang kuning keputih-putihan
Dan deret terakhir, lebih sunyi lagi. Sebab tempat ini paling strategis bagi yang dilanda asmara.

Sepagi ini

Tepat pukul 06.30 aku masuk di kelas XI.IPA-3. Aku berdiri tepat di tengah pintu masuk. Tangan kananku menenteng tas laptop, sedang tangan kiriku membawa bungkusan hardisk portable. Deretan bangku sebelah Selatan terlihat sangat gaduh. Beberapa anak tampak bergerombol di muka dekat meja guru. Ada yang berteriak, saling mendorong, menjerit. Tak sadar akan kehadiranku.
Sepagi ini suasana sudah tidak karuan. Sepagi ini, tak memanfaatkan dan mempersiapkan diri untuk berdoa, dan menyiapkan buku pelajaran. Setelah berdoa bersama yang dipandu dari ruang kantor, kupanggil biang kerusuhan pagi itu. Satu persatu mereka maju ke depan kelas . Semua ada enam siswa. Cewek semua. Keenam cewek tersebut duduk di lantai di bawah papan tulis. Saat kutanya, mengapa? Salah seorang dari siswa tersebut menjelaskan bahwa mereka tadi hendak melihat daftar piket yang ada di dekat meja guru, tujuanya untuk melihat siswa yang piket hari kemarin, karena jurnal dan absensi kelas hilang. Menjadi satu keharusan bahwa siswa piket yang lalai, harus menemukan jurnal dan absensi yang hilang. Maksud mereka baik, yaitu berusaha mencari siswa yang bertanggungjawab. Hanya caranya yang salah, sehingga suasana kelas jadi ramai.
Ada pelajaran yang kupetik dari peristiwa ini. Rasa kebersamaan, dan andarbeni. Juga kejujuran mau mengakui bahwa mereka yang membuat ulah, walau harus menerima sanksi duduk di lantai di bawah papan tulis. Selang beberapa lama teman-teman yang lain sudah menikmati pelajaran, keenam siswa tadi minta izin untuk duduk di bangku mereka untuk mengikuti pelajaran. Satu lagi, mereka mempunyai semangat untuk mencari ilmu.
Satu peristiwa jadikan pelajaran yang berharga, ambil hikmahnya, jangan sampai terulang untuk yang kedua kalinya. Selamat belajar anakku!

45 Menit di A-2

Kubiarkan waktuku disisir keheningan
Ada keseriusan, tapi aku yakin sebagian karena keterpaksaan
Ada yang membaca sambil menulis. Kok bisaya?
Ada yang sesekali bentrok pandang denganku
Ada yang melihat buku tapi tak membaca
Ada yang gelisah membolak-balik lembar-lembar buku paket
Ada yang batuk bukan karena keinginan
Ada yang memandangku, tak tahu yang harus dilakukan

Aku terus menulis
Sesekali kupandang mereka
Di sudut matnya ada kegelisahan

Cerita 2

Sukmaku
Menyeruak diantara ilalang kering
Menggeliat dari rasa sakit
Menentang keinginan dan hasrat

Sukmaku
Mengembara diantara duri-duri tajam
Seskali menggores, pedih, sakit
Tetes darah membasahi keringatku

Sukmaku
Keyakinan telah porak poranda
Mengambang diantara udara dan angin
Tak pernah menepi
Tak pernah bermuara
Tak pernah singgah

Sukmaku
Lidah telah keluh
Menata kata jadi kalimat
Menyambung rasa jadi keinginan

Sukmaku
Berdiri di ujung kegelisahan

Cerita 1

Tadi malam
Ketika hening mampir dengan kesendirian
Kau elus pipiku dengan kenangan
Tentang malam, bintang, dan pinus yang sudah tua
Goresan makna yang menghias senyum
Melingkar manja membelit rasa bahagia dulu
Apa yang kau rasa sekarang?
Bahagia?
Senang?
Sedih?
Duka?
Ku ingin ada binary-binar berpendar
Agar senyummu tak berubah

02 Februari 2010

Bali Fantasy Tour 2010

Alhamdulillah, kali ini mimpi dan keinginan dari istri dan anak-anakku kesampaian, yaitu berlibur ke pulau Dewata-Bali. Memang selama ini mereka hanya mendengar cerita dari aku, karena memang setiap tahun aku selalu ke Bali. Tapi kali ini mereka bisa membuktikan kecantikan dan keelokan pulau Dewata.

Seminggu sebelum hari keberangkatan, Non, Udin dan Windul sudah kuberitahu, bahwa tahun ini sekolah akan mengadakan wisata ke pulau Bali. Wah, reaksi ketiga permata hatiku itu begitu meriah, berbunga-bunga. Bahkan setiap hari kedua anakku selalu menanyakan kapan berangkat, walaupun mereka sudah tahu kepastian berangkatnya. Maklum, masih kecil!. Bahkan Non, sudah menyiapkan pakaian tiga hari sebelum pemberangkatan. Dan aku diharuskan membawa barang-barang tersebut ke sekolah hari Sabtu. Pokoknya persiapannya seru banget!! Mulai dari pakaian, snack anak-anak,hingga perlengkapan payung dan jas hujan. Pokoknya kami berfikir bagaimana perjalanan nanti bisa menyenangkan tanpa ada hamabatan ini itu.


Hari Sabtu, aku masih disibukkan kegiatan di sekolah, mulai dari mempersiapkan pertemuan orang tua siswa kelas XII dan kelas X, sampai dengan acara pembagian rapor. Praktis mulai jam enam pagi sampai dengan jam empat sore, aku full berada di sekolah. Dikatakan payah memang payah, badan rasanya ingin istirahat total. Tapi! persiapan finising di rumah untuk persiapan keesokan harinya masih menuntut badan ini bekerja lagi. Jam sepuluh malam badan baru bisa direbahkan untuk istirahat. Lelah banget!. Idealnya kalau kita akan bepergian jauh, rekreasi misalnya, seharusnya satu hari sebelumnya harus ada istirahat yang cukup, sehingga kita tidak terlalu lelah waktu berangkat rekreasi. Mungkin hal ini bisa menjadi agenda untuk tahun yang akan datang.




Hari Minggu jam empat pagi sudah bangun, setelah mempersiapkan kedua anakku, dan juga sempat sarapan, kami berangkat mengendarai motor. Memang kali ini tidak naik taxi untuk menghemat pengeluaran. Sedang barang bawaan sudah aku bawa pada hari Sabtu Malam. Sampai di tempat parkir Safari Megah,suasana sudah ramai. Beberapa keluarga dari teman-teman sudah siap. Sedang di tempat itu ada beberapa bus. Tempat terasa penuh sesak,karena ada 10 bus. Kebetulan siswa SMP juga akan studi banding ke Bali,dengan naik bus.