09 April 2008

DALAM DEKAPAN CINTA

Ribuan mil waktu telah aku jalani. Menggapai sesuatu yang ingin ku gapai. Namun sampai detik ini aku belum bisa sampai di ujung. Aku masih dalam perjalanan yang sangat panjang. Mencari, dan mencari makna dari cinta. Aku ingin tidur dalam dekapannya. Merasakan belaian, tiupan mesra yang bisa membawaku melayang menembus bingkai-bingkai berukir indah. Mendengarkan siulan murai di pagi hari. Merasakan elusan lembut dari angin pagi yang semilir. Aku berhenti bernafas, mencoba, menrasakan waktu dalam hitungan detik, sambil memusatkan mata hatiku pada yang namanya cinta. Cinta biasa hadir berlumur dengan rasa kasih sayang. Melilit tubuh. Membelenggu jiwa. Membawa angan pada suatu keadaan di mana selalu ada riang dan kegembiraan, serta senyum bernuansa biru laut yang lagi diterpa geliat embun di pagi hari.
Aku ingin sekali saja merasakan depakan dalam cinta. Yang murni. Tak ada tendensi apapun. Murni karena memang-benar-benar cinta, yang dilumuri rasa kasih sayang. Cinta yang keluar dari aura berbaur dengan keringat dingin yang selalu mengalir dalam setiap tubuh. Bahwa dekapan memang mampu meruntuhkan segala kepongahan memang benar. Sebab cinta mampu menguasai waktu, tempat, jarak